Selasa, 22 Februari 2011

Rahasia Hibernasi Beruang Hitam Berpotensi Sebagai Terapi Baru



Rahasia Hibernasi Beruang Hitam Berpotensi Sebagai Terapi Baru 

TEMPO Interaktif, Washington - Beruang yang berhibernasi mengatur kebutuhan energi mereka ke titik terendah. Namun, berbeda dengan sebagian besar binatang lain yang juga tidur panjang selama musim dingin, badan mereka tetap hangat. Para ilmuwan berharap pemahaman tentang cara beruang memangkas penggunaan energi, tetapi temperatur tubuh relatif hangat, kelak dapat membantu merawat korban serangan jantung, stroke, dan kondisi lain.

Riset terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Science itu menyatakan temperatur tubuh mamalia kecil yang berhibernasi dapat anjlok hingga mendekati titik beku, berbeda dengan beruang hitam yang berukuran sebesar manusia. Peneliti utama studi itu, Brian M. Barnes, dari Institute for Arctic Biology di University of Alaska, mencatat bahwa, setelah hibernasi, beruang hitam tidak mengalami hilangnya massa tulang dan otot seperti yang terjadi pada manusia setelah tidak aktif selama periode panjang.
Barnes mengatakan pemahaman mekanisme di balik kebutuhan metabolisme yang lebih rendah, hal itu dapat digunakan untuk mengembangkan terapi dan obat baru. Proses hibernasi beruang juga dapat membantu mencegah osteoporosis dan atrophy otot karena tak digunakan. Dokter dapat menempatkan korban cedera berat yang tak bisa bergerak dalam sejenis penangguhan atau penurunan kondisi kehidupan sampai mereka sembuh.
Keistimewaan hibernasi beruang hitam itu terungkap ketika Barnes, Oivind Toien, dan timnya mempelajari lima beruang--tiga jantan dan dua betina--yang diklasifikasikan oleh pejabat satwa liar Alaska sebagai pengganggu dan dipindahkan dari area yang dikunjungi manusia. Dalam kandang yang dilengkapi kamera dan perekam suara, termasuk instrumen pengukur konsumsi oksigen, setiap beruang diawasi. Sebuah pemancar juga ditanamkan dalam tubuh mereka untuk menghitung temperatur, denyut jantung, dan aktivitas otot.
Para ilmuwan menemukan bahwa beruang mencegah suhu tubuhnya turun hingga nyaris beku dengan menggunakan siklus beberapa hari, ketika suhu beruang jatuh hingga 30 derajat Celsius. Kemudian mereka menggigil dan temperaturnya kembali naik hingga 36,1 derajat Celsius, mendekati normal. "Beruang yang cukup makan tidak perlu membuat suhunya terlalu rendah, kata Lynn Rogers, ahli biologi dari North American Bear Center. "Beruang yang kurus harus menurunkan temperatur hingga 31 derajat Celsius, dan makin tidak aktif dalam sarang."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar